Pengamatan lanjutan dari mekarsari Cikajang Garut. Pengamatan saat ini disaat tanaman berusia 5 bulan lebih.
Hasil teranyar yang kami lakukan pada tanggal 19 Maret 2017, disaat tanaman mitra kami sdr.Khoer berusia 5 lebih 10 hari. Penanaman tanggal 10 Okt 2016 .
Di daerah Cikajang Garut yang terkenal sebagai sentra terbesar sayuran dataran tinggi di Jawa Barat, penggunaan pestisida dosis tinggi sudah menjadi tradisi yang sudah mengakar.
Sehingga penggunaan dosis pestisida dosis rendah dianggap hal yang mustahil.
Bahkan pada saat sdr.Khoer menjelaskan, bahwa hasil penerapannya ini menggunakan tehnik pengendalian secara Organik ,semakin saja, petani yang bertanya tidak percaya.
Logika mereka rupanya, dengan pestisida kimia dosis tinggi saja hama dan penyakit ngak mempan apalagi ini dengan pestisida organik. Hmmmm.
.Memang riset yang kami lakukan selama 17tahun menunjukkan kualitas pestisida organik, akan mengalami degradasi fungsi penurunan fungsi dalam beberapa saat selain itu, fungsi antar “bahan aktif” biasanya saling berbenturan sehingga tidak terjadi sinergisitas.
Hal hal diatas yang mungkin biasa dilakukan oleh petani dan hasilnya , ramuan herbal yang diberikan seolah menjadi “nihil” reaksinya.
Mengacu dari hal ini, kami dari Klinik Pertanian Organik, mencoba mengembangkan dengan tehnologi yang ada, agar fungsi dari pestisida organik tersebut tidak cepat “basi” sehingga terhindar fungsinya hanya sekedar pupuk daun.
Hal ini lah rupanya yang menjadikan, beberapa petani yang dulu sempat membuat “ramuan alami”, menjadi ngak yakin akan efek dari pestisida organik bisa sedemikian hasilnya.
Memang diperlukan stabilizer agar fungsi pestisida organik tidak “jatuh ” fungsi hanya sekedar sebagai pupuk daun.