Monthly Archives: November 2016
LAYU FUSARIUM, ANTRAKNOSA TERTANGGULANGI
Perlahan tapi pasti, mitra mitra KPO KL yang “istiqomah”, menerapkan metode yang didapatkan dari pelatihan yang pernah diikuti dan juga dipadukan dengan pengalaman mitra secara pribadi , hasilnya, membuat kami takjub.
Mitra kami Bp. Teguh dari Banjarnegara, Jawa Tengah, semalam tanggal 21 November 2016, mengirimkan gambar tanamannya yang saat ini menjelang panen.
Tanaman mitra kami ini yang ditanam di akhir Bulan Agustus 2016, saat ini memasuki usia 3 bulanan. Kondisi tanaman / buahnya mulai terlihat lebat.
Lokasi kebun mitra senior kami ini berada di Dusun Bedahan, Desa Pringamba, Kab. Banjarnegara, Jateng. Pak Teguh ini merupakan salah satu peserta PELATIHAN GELOMBANG PERTAMA yang kami adakan pada tahun 2012, tepatnya tanggal 15 September 2012 ( 4 tahun yang lalu).
Informasi yang kami dapatkan dari Banjarnegara saat ini, hampir setiap hari turun hujan, tetapi kami bersyukur karena dalam kondisi demikian, tanaman mitra kami ini terhindar dari Busuk buah/ antraknosa dan layu fusarium.
Demikian juga tanaman terlihat aman dari serangan keriting daun dan virus kuning/ gemini. Hal yang mengembirakan adalah, mitra kami ini, sudah bisa dan lancar” menjalankan “kendaraan ” KPO KL, TANPA PENDAMPINGAN SECARA INTENS LAGI.
Hal ini, membuat kami makin bersemangat, untuk “menularkan virus”, bertani berbasis organik cara KPO KL ini.
Hasil ini pun, menjelaskan pada kami, bahwa kalau sudah terbiasa “mengemudi kendaraan KPO KL”, berjalan sendiri pun, sudah bisa LANCAR dan MUMPUNI.
Semoga Sukses untuk seterusnya pak Teguh, semoga ilmu dan pengalamannya bisa terus di “ketok tular” kan pada petani lain di Banjarnegara dan sekitarnya.
Sebagai informasi tambahan,Setelah beliau merasakan dampak / efek dan reaksi metode KPO KL yang sudah diterapkannya, pak Teguh ini pun sudah lama menjadi Cabang Daerah KPO KL untuk wilayah Banjarnegara.
SUKSES MITRA SENIOR KPO KL, MARI KITA SONGSONG PERTANIAN MASA DEPAN YANG LEBIH CERAH!!!
PETANI MUDA
Dalam bertani, selain perlu memiliki tehnik tehnik khusus dalam mengelola suatu permasalahan dan memecahkan masalah yang dihadapi juga diperlukan, mental yang kuat, Ketenangan jiwa dan penguasaan “medan”. Kenapa hal ini diperlukan?
Sebagai latar belakang dalam menjelaskan teori ini, kami kembali “mengangkat” perjalanan mitra petani muda kami Sdr. Julpan Pane, dari Pangurabaan, Kec.Sipirok Sumut.
Seluruh gambar foto mitra kami ini dikirimkan pada tanggal 16 Nov 2016, disaat tanaman cabe Var Red Kriss nya berusia 59 hari.
Ada fenomena menarik yang saat ini, terjadi di dunia pertanian, yakni: Anak muda, males, gengsi jadi petani. Kenapa? berbagai alasan, bisa menjadi jawabannya diantaranya yakni, katanya: “sektor pertanian kurang menjanjikan, kotor dan tidak menguntungkan, banyak ruginya dibandingkan untungnya”.
Benarkah demikian?
Ternyata hal ini tidak terjadi pada mitra kami, sde. Julpan Pane ini. Kami mempersilahkan bagi anda yang ingin konfirmasi, untuk kontak langsung dengan mitra muda kami yang sudah sekitar dua tahunan, bermitra dengan kami ini.
Istilah TANGGUH, jelas berkorelasi dengan mental, jiwa dan semangat yang dilandasi juga oleh Pengetahuan, Ilmu dan pengalaman dan setelah itu , setelah ikhtiar dilakukan, diiringi oleh doa pengharapan kepada YANG MAHA KUASA.
Selama dua tahun bermitra dengan kami (KPO KL) , kami bersyukur karena, mitra muda ini, tidak pernah mengeluhkan, “panen kami gagal dan merugi”… yang ada bahkan, petani petani lain disekitar desa diKecamatan Sipirok, mulai banyak yang ” merapat”dan ingin mencari tahu, tentang pola pertanian yang diterapkannya.
Wahai petani mitra, jadi petani itu menguntungkan koq, kalau kita memahami ” keinginan tanah dan tanaman”.
Kita yang mengelola tanaman, kita yang mengendalikannya. Istilah KPO KL, kita yang ” mengemudikannya”. Mau kita beri apa tanah dan tanaman , kita yang mengaturnya, hanya saja jangan sampai salah dalam pengelolaannya.
Dan untuk menjadi petani yang TANGGUH (mahir”mengemudi” ) diperlukan Metode (“Kendaraannya ” sebagai landasan bergerak), diperlukan latihan latihan yang intensif, mental yang ngak mudah putus asa yang didasari oleh penguasaan situasi “medan” / lingkungan disekitarnya.
Kemudian baru kita pasrah dan menyerahkan segala urusan keberhasilan pertanian kita pada yang MAHA PENCIPTA.
Semoga makin sukses….mitra muda !!!
BUDIDAYA MELON
Ada hal yang menarik yang kami ambil pelajaran dari mitra kami pak Aris Budiono Mpd,yang beralamat di jalan Betoro Katong, Ponorogo, Jatim. Beliau sudah sekitar 2 tahunan gabung dengan KPO KL, kami pun gembira karena mitra kami tersebut saat ini selain Master dibidang pendidikan, saat ini pun sudah menjadi “Master” di bidang pertanian khususnya tanaman “melon”.
Disaat petani lain banyak yang menunda bertanam di musim hujan dengan intensitas tinggi, mitra kami ini,justru maju terus dan tidak berhenti tanam melon.
Gambar diabawah ini di ambil tanggal 6 Nop 2016 pada saat usia tanaman 44 hari.
Beliau yang sehari hari berprofesi sebagai Guru Matematik terus berinovasi dan berimprofisasi tapi masih dalam “track” ala KPO KL. Kali ini pak Guru Aris Budiono Mpd, menanam melon warna Orange, var. Arumanis.
Hal yang menarik menjadi catatan kami adalah, tanaman melon dipelihara dilokasi yang sama tanpa pindah bedengan selama 5 kali penanaman.
Tanggal 14 Nop 2016, mitra kami ini mengirimkan gambar tanamannya pada saat usia tanamannya 54 hari .
Pada lahan ini, pertama ditanami melon demikian juga pada penanaman ke 2-4 dan ke 5, sempat diselingi pada penanaman ke 3 dengan tanaman Gambas.
Pola demikian, memang sengaja dilakukan oleh mitra kami ini, untuk membuktikan suatu teori yang ada bahwa dengan metode berbasis organik cara KPO KL, tanah semakin subur setelah ditanami berulang ulang bukan justru semakin Jenuh.
Kondisi buah sudah “full ngenet”, dan walaupun di panen saat ini, sebenarnya sudah siap….Namun, pertimbangan harga rupanya menjadi faktor utama.
Daun terbawah dekat buah melon, masih segar bugar…Padahal hampir tiap hari di guyur hujan. Salah satu keunggulan pertanian berbasis organik cara metode KPO KL yaitu menimbulkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
Semoga makin sukses pak Aris, dengan pola berbasis organik ini. Biaya makin irit, tapi produksi makin meningkat.