Gangguan penggerek batang padi bisa terjadi dalam semua fase tanaman bisa semenjak di persemaian sampai masa pertumbuhan dan perkembangannya. Kadang-kadang lebih dari satu jenis penggerek yang menyerang tanaman padi.
Dalam kesempatan ini kami dari KPO- KL menggunakan beberapa tehnik dalam mengendalikan hama tersebut, yaitu dengan
Dengan mengelola tanamannya agar kondisinya bisa “sehat” selain itu pola repellen yang berupa penolakan hama ternyata juga bisa efektif mengendalikan hama tersebut.
Gambar 1. ( Hasil aplikasi yang merupakan pengamatan kami pada lokasi di Kadungora -Garut, sebagai lanjutan beberapa waktu yang lalu. Pengamatan dilakukan pada tanggal 4 Juli 14. Tampak perbedaan hasil yang menggunakan tehnik KPO- KL kiri dengan yang kanan yang masih menggunakan tehnik kimia murni.)
Gambar 2. Usia tanaman pada saat gambar ini diambil sekitar 90 harian, kondisi bulir sudah berisi, tapi belum Full.
Gambar 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara tehnik yang menggunakan metode KPO-KL kanan dengan yang tidak mengunakan pola KPO-KL (kiri).
Gambar 4. ( Dalam waktu yang bersamaan tanggal 4 Juli 14, masih diambil dalam satu hamparan yang sama, kondisi tanaman padi pada umumnya, seperti terlihat dalam gambar diatas.)
Gambar 5.( Bergeser sedikit dari gambar 4, kekanan. Kondisi tanaman padi juga terdapat kondisi padi yang hampir serupa. Serangan hama termasuk hama penggerek batang padi menyebabkan kondisi tanaman kritis.)
Gambar 6. ( Dengan latar belakang yang sama, hal ini menunjukkan bahaa lokasi pengambilan gambar masih dalam lokasi hamparan yang sama. Pada lokasi sebelah kiri, hasil yang menggunakan tehnik KPO-KL, sedangkan sebelah kanan, merupakan lokasi yang idak menggunakan metode KPO-KL, kondisi hasilnya terdapat perbedaan yang nyata.)
Metode yang kami gunakan untuk mendapatkan kondisi tanaman yang sehat adalah dengan memberikan makanan sehat sekaligus berfungsi sebagai “Obat Herbal” ala KPO-KL. Diantaranya adalah, PROTEKTAN, PESNATOR, POCANIL, BIOPESTIS yang diaplikasikan secara disemprotkan. Sedangkan aplikasi dari bawah yang kami lakukan adalah dengan menambahkan pupuk KIMIA dengan PUPUK CAS yang berfungsi pula sebagai “penghemat “pupuk kimia, sedangkan aplikasi pupuk ORGANIK ,PORMIK, tidak kami berikan karena perlakuannya tidak dari awal tanam.
Selain itu kami juga menggunakan tehnik pengendalian secara menambahkan sedikit bahan insektisida kimia.
Bahan aktif yang kami gunakan sebagai tambahan adalah dengan bahan kimia klorantranilipol + Dimehipo . Adapaun komposisi yang kami gunakan bisa dibilang sangat rendah.
Dalam hal ini aplikasi yang kami gunakan sebanyak 4 kali, idealnya adalah 5 kali dalam satu musim tanam, hanya karena aplikasinya dilakukan tidak sejak awal, (mulai usia 30 harian), sehingga aplikasi hanya dilakukan sebanyak 4 kali.
Tapi walaupun demikian , kami bersyukur karena ada 4 petakan dalam satu hamparan yang sama, kondisinya, bisa dikatakan AMAN DAN TERHINDAR DARI SERANGAN HAMA PENGGEREK PADI.