Karena tehnik pertanian organik ala kliniktaniorganik merupakan tehnik baru, oleh karenanya kami sangat menyarankan agar pada setiap aplikasi,selalu dilakukan perbandingan. Hal ini,kami anggap perlu,karena banyak sekali faktor pembatas yang bisa menghambat produksi.
(Gambar 1. Pengambilan gambar pada saat pengamatan awal,usia tanaman sekitar 1 bulan lebih,gambar diambil pada tanggal 26 Mei 12).
Perbandingan bisa dilakukan antar tanaman milik kita sendiri atau dibandingkan dengan tanaman milik “tetangga sebelah”. Seperti dalam lokasi diatas,perbandingan dilakukan antara tehnik pertanian organik ala klinik pertanian organik,dengan tehnik kimia.
(Gambar 2. Seperti tampak dalam gambar,pengambilan gambar masih dari “sudut” yang sama dengan pengambilan gambar 1. diatas. Hasilnya terlihat,tanaman yang menggunakan tehnik kimia (sebelah kiri) ,ajir penyanggah tanamannya sudah dicabut,ini artinya tanaman sudah tidak di pelihara lagi.)
Perlakuan dengan adanya PEMBANDING ini,kami anggap perlu sebab bisa saja “kebelumberhasilan” suatu tehnik budidaya disebabkan oleh baik FAKTOR NON TEHNIS atupun FAKTOR TEHNIS.
(Gambar 3. Kunjungan lapang peserta pelatihan,yang sedang mengamati tanaman cabe “tua” yang masih produktif. Usia tanaman yang bisa beretahan ini,dapat kami ambil kesimpulan bahwa tanaman bisa terbebas dari Antraknose /busuk buah,terhindar dari lalat buah, layu fusarium keriting daun dan virus kuning.)
Beberapa faktor non tehnis tersebut diantaranya adalah :
1. KONDISI CUACA yang SANGAT PANAS , TERIK dan KETERSEDIAAN AIR yang MINIM.
Kondisi yang ekstrim panas demikian sangat memungkinkan menggagalkan tanaman yang sedang dibudidayakan.
(Gambar 4. Tunas-tunas tanaman juga berkembang lagi,apalagi saat ini,musim hujan “tlah tiba”.)
2. CURAH HUJAN yang terlalu TINGGI pun ,sangat bisa saja merusak tanaman kita.
(Gambar 5. Usia tanaman sudah 7 (tujuh) bulanan. Walaupun harga saat ini sedang “drop” tetapi karena tanaman sudah memberikan hasil yang jauh di atas BEP (Break even point)/titik impas,jadi harga yang “kurang bersahabat” pun tidak menjadi masalah. )
3. RESURJENSI (LEDAKAN ) HAMA DAN PENYAKIT,yang terjadi pada suatu waktu,yang SERANGANNYA tidak “terbendung”.
(Gambar 6. Hal lain yang tidak akan ditemui pada tehnik pertanian kimia adalah,adanya serangga “penolong petani”. Capung. Saat ini,serangga ini,sudah hampir punah. Mungkin keturunan kita sudah tidak akan mengenal lagi, serangga ini, karena ikut terbunuh oleh petisida kimia. Padahal sebenarnya serangga ini,secara aktif memangsa hama-hama pengganggu tanaman.)
4. KESALAHAN APLIKASI, bisa berupa JENIS PESTISIDA, PUPUK , HERBISIDA ATAUPUN DARI DOSIS dan INTERVALNYA yang belum tepat.
(Gambar 7. Serangga CAPUNG ini,merupakan indikator bahwa,lokasi tempat dia hinggap adalah tempat yang steril dari bahan kimia. Serangga ini juga,biasanya menjadi perameter kebersihan AIR. Apabila serangga Capung ini,hinggap di suatu lokasi sumber air,hal ini menunjukkan bahwa AIR yang dihinggapinya tidak tercemar.)
5. FAKTOR BENIH YANG SUDAH TIDAK STERIL. Benih yang sudah terkontaminasi sejak awal pun,bisa menjadi faktor “pembatas” produktifitas tanaman.
(Gambar 8. Daun tanaman cabe masih hijau dan,dibawah tanaman cabe,sudah menyusul tanaman kubis yang sedang berkembang. Alangkah “nyamannya” bertani sistem pertanian organik ala kliniktaniorganik.)
6. Tidak kalah pentingnya adalah, TINGKAT KESUBURAN dan PENCEMARAN TANAH yang berbeda PADA SUATU LOKASI. Hal ini tentunya akan memberikan hasil yang berbeda pula
6 (enam) faktor diatas yang kami deskripsikan,bisa menjadikan petani “gigit jari”,sebaik apapun TEHNIK dan SARANA PRODUKSI YANG DIGUNAKAN, oleh karena itu, kami sangat menyarankan : Pada setiap aplikasi : DILAKUKAN PERBANDINGAN ,BAIK ANTARA TEHNIK YANG MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PERTANIAN ORGANIK ala KLINIK PERTANIAN ORGANIK DENGAN YANG MENGGUNAKAN TEHNIK KIMIA.
Sebagai bahan EVALUASI !!!