Monthly Archives: Oktober 2012
KERITING DAUN PADA CABE BERHASIL DIATASI
B.1.Kami tampilkan kembali,hasil aplikasi kami pada tanaman cabe keriting yang terserang keriting daun. Pengambilan gambar kami lakukan pada tanggal 4 Okt 11. Tanaman terkena keriting yang cukup parah. Daun tampak jarang-jarang dan pertumbuhan agak terhambat,hal ini terjadi karena teriknya panas,yang menyebabkan banyaknya penguapan,akibat tanaman cabe ditumpangsarikan dengan Brokoli, dan yang paling pokok adalah akibat isapan hama trips dan tungau.
B.2.Dengan penanggulangan yang “telaten”,akhirnya 50 hari kemudian,hasilnya menunjukkan seperti diatas ini,tanaman pulih dari serangan keriting daun. Proses yang cukup panjang memang.selain ketelatenan perlu kiranya perlakuan yang ekstra hati-hati dan memberikan perlakuan sesuai dengan “keinginan” tanaman itu sendiri.
B.3.Menurut versi kami,”keinginan” tanaman itu sendiri diantaranya adalah ,karena sedang mengalami keriting,maka daun inginnya segera tergantikan nutrisinya yang diisap oleh hama trips.
Tanaman tentunya tidak ingin,sari-sari daunnya diisap terus oleh hama trips tersebut,tanaman mengiginkan hama trips dan tungau segera tidak mengganggu lagi “dirinya”.Hanya biasanya hama trips ini cukup bandel,dan pada umumnya sudah kebal dengan insektisida/akarisida kimia. Sedangkan dari bawah/tanah,tanaman meninginkan media tempat tumbuhnya subur /gembur. Akar tanaman tentunya tidak ingin tumbuh pada media tanah yang keras. Media tanam yang keras,justru menghambat untuk mempercepat pulihnya keriting daun,karena akar akan lambat mensuplai unsur hara/makanan ke daun.
C.1.Hama trips memang bandel,terkadang sudah diberikan insektisida dosis tinggi,namun tetap saja menempel dan mengisap ‘ sari daun cabe‘.Sedangkan terkadang pemberian pestisida dosis tinggi,justru makin membakar daun cabe. JADI mengharap tanaman segera pulih malahan bertambah keriting dan terbakar.
D.1. Kondisi tanaman dari sisi lain,tampak cukup parah ,terserang hama trips,penyebab keriting daun. Namun kami tidak berkecil hati,kami mencoba untuk,mengupayakan agar tanaman dapat pulih kembali.

E.3. Hasilnya bisa anda perhatikan,setelah beberapa aplikasi,tanaman subur kembali. Kami tidak berpindah dalam pengambilan gambar,masih dalam titik yang sama dengan pengambilan gambar E.1.
E.4. Tunas-tunas berkembang pesat,buah tumbuh dengan lebatnya,bahkan pada saat ini tampak sedang petik/panen. Sebagai catatan,bisa kami anjurkan,dalam pengendalian masalah hama trips ternyata tidak cukup hanya dengan mengendalikan hama trips nya saja,tehnik lain sebagaimana yang kami kemukakan diatas,perlu dilakukan secara bersamaan,agar selain hama nya bisa diatasi juga daun yang keriting cepat pulih kembali.
Nah ternyata dengan tehnik alami cara KPO-KL , ini masalah keriting daun,bisa teratasi.
PELATIHAN PERTANIAN ORGANIK ala KLINIKTANIORGANIK,GELOMBANG III,
Pelatihan pertanian berbasis organik ala kembang langit, GELOMBANG III ,telah kami laksanakan pada tanggal 19 dan 20 Oktober 2012.
Ada yang agak lain,dari kegiatan yang kami laksanakan pada acara pelatihan kali ini.
Pada kesempatan ini, peserta bervariasi ,ada yang latar belakang Mahasiswa,pegawai bahkan berlatar belakang pemilik KIOS /TOKO PERTANIAN(Bp. Popo Wahyudi, dari Gunung Cupu,Pangalengan- Bandung dan Bp. Fahmi Lampung Tengah ).
Pada kesempatan ini,kami kedatangan peserta pelatihan dari,Mahasiswa UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ,JURUSAN AGROTEK ,BANDUNG- Jabar.
Peserta pelatihan dari Mahasiswa Jurusan Agrotek,UIN,semester 5. Sdr Disa, Anita,Erwin,Ekajaya,Yosi dan Irfan
Kami menyebutkan agak lain,pada pelatihan kali ini,karena kami kedatangan peserta pelatihan yang berasal dari Luar pulau Jawa,yaitu dari Lampung (Sdr. Fahmi, Sdr.Saptoni dan Sdr. Mahmud) .
Selain itu,kami kedatangan tamu,peserta latihan yang berlatar belakang, pemilik kios pertanian ( 2 Orang Peserta). Kami anggap “unik” karena,secara logika,mestinya dengan ketersedian segala macam pupuk dan pestisida, mestinya …kecil kemungkinannya untuk gagal dalam berbudidaya tanaman.
Selain dari Lampung kami kedatangan tamu dari Semarang- Jateng ( BP. Kis Gantoro).
Pada pelatihan GELOMBANG III ini,lebih istimewa lagi karena dihadiri oleh Bp. Tata Supita (yang mengikuti pelatihan bersama Bp. Wawan,dari Kamojang – Jabar) yang gambar perkembangan tanamannya kami UP DATE sejak bulan MEI 12 hingga saat ini.Tampak Bp. Tata Supita (Bp. Upit,duduk kedua dari kiri). Oleh karena itu,pada kesempatan kali ini peserta tidak melakukan kunjungan lapang,karena sudah merasa cukup dengan bertukar pengalaman secara langsung dengan Bp. Tata Supita.
Ada catatan kecil yang menarik kami ulas dari acara pelatihan GELOMBANG III ini,yaitu, Bapak Upit yang belum banyak tahu mengenai tehnik-tehnik pertanian ternyata sukses dalam berbudidaya tanaman. Bapak Upit mengikuti pelatihan kali ini karena ingin secara mendalam mengetahui,perihal tehnik pertanian organik ala kembang langit. Selama ini, Bapak Upit hanya mengikuti saja arahan dan saran yang kami berikan,tanpa mengetahui dasar/alasannya,mengapa suatu pupuk dan pestisida diberikan,ternyata …hasilnya sangat disyukuri. Sedangkan teman-teman lainnya yang banyak mengetahui tentang pupuk dan pestisida,bahkan pemilik kios/toko pertanian,hasilnya belum menggembirakan.
Alasannya sederhana…kata sdr. Saptoni,: “Kalau sudah berhasil dengan tehnik yang telah dilakukan selama ini ,mungkin tidak akan datang ke pelatihan dan tidak akan “kenal” dengan kliniktaniorganik…”
Semoga dengan pelatihan ini,kita bisa secara bersama-sama,bisa saling mengisi ,bertukar ilmu,pengetahuan , pengalaman dan hubungan silaturahmi tetap terjalin…
SUKSES BERSAMA !!!
SEMINAR ORGANIC OR DIE ( KEGIATAN BERSAMA KLINIK TANAMAN HPT ,FAPERTA UNPAD)
Kegiatan yang diprakarsai oleh Klinik Tanaman ,Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan,Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, Bandung ini,memang terkesan “seram”…Tapi kalau kita renungkan,memang bisa jadi, sangat tepat. Beragam jenis pangan khususnya ,beras sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia,sudah terkontaminasi oleh racun kimia.
1.(Sebagai pembicara dalam kegiatan ini adalah,Kepala Dinas tanaman Pangan Tasikmalaya,Bp. Henry Susanto (Tengah) yang didampingi oleh Bp. Sony Prayatna (juga dari Dinas Tanaman Pangan Tasikmalaya),berbaju Merah (kiri). Acara ini berlangsung pada tanggal 13-14 Oktober 2012)
Dalam kesempatan ini ada beberapa hal yang di kemukakan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan Tasikmalaya, khususnya tantangan berat yang didapat dalam pengembangan Pertanian organik (khususnya tanaman padi),pertama berupa ke kurang berpihakan pemerintah terhadap petani padi organik,misalnya saja, harga gabah dari padi organik yang dipasaran sudah dihargai Rp. 5400/kg,sedangkan pihak pemerintah hanya “berani menghargai Rp. 3.000/kg nya. Selain itu,menurut Bp. Henry tantangan terbesar justru di dapatkan karena adanya “kepentingan orang dalam” yang ada dalam “jajaran pembuat kebijakan ” yang berharap mendapatkan SHU (Sisa Hasil Usaha),dari “investasinya ” di Pabrik PUPUK NON ORGANIK .
2. Pembicara-pembicara dalam acara tersebut (Dari ki-ka, Kepala Dinas Tanaman pangan Tasikmalaya, Bp. Sonny P.(Dinas Tanaman pangan Tasikmalaya, Bp. M. Rasdi Wangsa (dari Aliansi Organis Indonesia/ AOI), Bp. Rusli Gunawan (KTO ) dan Bp. S. Jauharman (KTO).
Berdasarkan data yang kami dapatkan dari, Kadis Pertanian Tanaman Pangan Tasikmalaya dari Luas lahan pertanian sekitar 60.015 ha, lahan yang sudah menerapkan sistem pertanian organik dan sudah mendapatkan SERTIFIKASI LAHAN ORGANIK,(untuk kepentingan Ekspor) , sekitar 350 ha. Suatu prestasi yang membanggakan,tentunya.
3. Pembicara dalam acara ini yaitu, Bp. Rasdi Wangsa (AOI), memaparkan beberapa program kerja dari Aliansi yaitu Penguatan kelembagaan dan mutu produksi kelompok tani kecil untuk mendapat akses pasar, Memajukan gerakan pertanian organik dan perdagangan yang adil, Pengembangan jasa layanan mandiri di bidang pertanian organis. Hal yang menggembirakan selain masalah pangan,hortikultura juga saat ini merambah kesektor lainnya termasuk Kosmetik berbahan dasar Organik.
4.(Sebagian peserta ( Mahasiswa HPT FAPERTA UNPAD),ORGANIK PADDY,Pelatihan Aplikasi Pertanian di Lahan Padi Organik, di salah satu sentra pertanian padi Organik terbesar di Indonesia, tepatnya di Desa Cidahu, MekarWangi, Kec, Cisayong Kab. Tasikmalaya,Jabar.)
Kami, “Anggkat Jempol” atas prakarsa dari mahasiswa KLINIK TANAMAN, UNIVERSITAS PADJAJARAN ini,untuk menyelenggarakan acara SEMINAR ORGANIC OR DIE ini. Dari acara ini,Mahasiswa mendapatkan diantaranya, kiat-kiat mengubah “Mind set” dari pola pertanian kimia ke pertanian organik, memotivasi “orang muda berorganik”, mendapatkan gambaran prospektifnya pertanian organik dimasa depan,selain tentunya mendapatkan tehnik-tehnik praktis dari pakar padi organik , termasuk diantaranya dari Kang Hendra Kribo .
5.( Sebagian peserta ” para Akang dan Euceu” dari Mahasiswa Klinik tanaman,Unpad,sedang menyimak pemaparan dari pemateri).
Nilai “rasa ” yang kami dapatkan dari terselenggaranya acara ini adalah,Sikap “kerendahan hati” yang ditunjukkan oleh Mahasiswa untuk tidak segan dan ragu untuk belajar dan mencari ilmu dari praktisi – praktisi dilapangan yang terkadang ilmunya justru bukan didapat dari bangku sekolahan.
6.(Koordinasi yang solid antara pemerintah,sebagai penentu kebijakan dengan LSM ,sebagai lembaga “Controller” dan petani -petani yang bergerak dibidang pertanian organik ,sangat diperlukan demi kemajuan pertanian berbasis organik ini).
Kami ,dari KLINIKTANIORGANIK,walaupun saat ini,orientasinya belum EKSPOR,terus “berjuang dengan cara kami” agar pangan yang kita konsumsi,bisa ditekan “kadar racunnya”.
7.Bp. Hendra KRIBO (sebelah kiri,yang menjadi tuan rumah dalam acara ini, berdampingan dengan Bp. Rusli Gunawan (KTO,Kliniktaniorganik).
“STANDING OVATION” kami berikan untuk Kang Ibo (panggilan akrab dari ,Bp. Hendra ini) bahkan juga menurut kami,bisa masuk dalam acara “STAND UP COMEDY” , karena lontaran -lontaran kalimatnya yang lucu dibalik kritikannya yang lugas dan “pedas” . Diantaranya beberapa istilah termasuk istilah PPL yang beliau plesetkan. Menurut “kang Ibo” :” Kami ini adalah penyuluh swadaya yang ada atau tidak ada anggaran tetap membagikan ilmu untuk petani.” Kritikan-kritikan sering dilontarkan secara langsung dan gamblang ,karena menurut beliau, “saya tidak takut dipecat”.8. ( Bp. Ibo dengan Bp. Jauhar (KTO).
Menurut Kang Ibo, Negara ini ,tidak perlu diperangi dengan senjata,dibiarkan saja,akan “hancur dengan sendirinya”,suatu bentuk keprihatinan yang mendalam,akan keterpurukan negeri ini. Menurut Pak Ibo ( yang sering mendapat undangan untuk “membagikan ilmunya” ke Negara tetangga, Malaysia dan Thailand dan juga menjadi “pengajar luar biasa” di beberapa Fakultas Pertanian ) konsep pengendalian hama dan pengelolaan tanah, perlu dilakukan secara bijaksana , mikroorganisme yang ada didalam tanah harus dibiarkan berkembang BIAK bukan berkembang “BEAK” (“habis”,bhs Sunda). Perlu kerja keras memang dan semangat yang tinggi.
9.Beberapa Metode yang dirumuskan dalam Proses Penyadaran dan Pembelajaran Padi SRI Organik.
Dikatakan oleh Bp. Ibo,kalau dulu orang tuanya hanya mendapatkan hasil pertanaman padinya 3.5 ton /ha,dengan pola SRI ini, beliau bisa mencapai 8 Ton bahkan bisa mencapai 12 ton/ha. Dengan luas garapan yang dikelola oleh Gapoktan Simpatik ini seluas kurang lebih 150 ha,sudah bisa mengekspor ke Dubai, Arab Saudi, Amerika,Singapura ,Jerman dan Malaysia. Dengan sistem yang terkelola dengan baik dan adanya Quality Control yang ketat, akhirnya IMPORTIR yang mencari “Barang”,bukan Petani yang mencari “Pasaran”. Bahkan biaya sertifikasi, ditanggung oleh pihak Luar yang “butuh” beras organik.
Harapan kami,semoga kebersamaan dan kerjasama dari pihak Pemerintah, LSM, Akademisi, dan Gapoktan (petani),secara “step by step” istilah yang biasa digunakan oleh Pak Ibo,bisa mengubah “Cara Pandang” dan Tehnik Pengelolaan ke pertanian berbasis Organik.
Kalau Kang Ibo fokus ke padi, kami KTO, untuk saat ini fokus ke tanaman Hortikultura ,karena selain makan Nasi, kita tentunya juga perlu makan dengan “temannya ” Nasi berupa sayur -mayur. Kami memang belum berorientasi Eksport karena kami berharap, makanan yang dikonsumsi masyarakat kita dahulu yang harus sehat.
Jangan sampai ada kesan”MAKANAN SEHAT & BEBAS RACUN KITA KIRIM KELUAR,SEDANGKAN MAKANAN YANG BERACUN KITA MAKAN”…
“ORGANIC OR DIE”
Kalau sudah begini,memang Pertanian Organik,bukan lagi suatu Pilihan tapi memang suatu keharusan