Beberapa pola/tehnis pertanian secara ditawarkan, dalam hal ini kami pun mencoba berkreasi dengan pola kami sendiri.
1.( Lokasi dekat,Bp. Tata supita,yang sedang kami amati secara berkelanjutan,hal ini menunjukkan bahwa secara individu petani,belum punya konsep khususnya dalam budidaya pertanian.)
Konsep usulan diantaranya untuk memacu produksi dengan penambahan/memperluas /membuka wilayah pertanian baru,menurut kami ,tanpa diiringi konsep pertanian yang “jelas dan lengkap”,justru bisa …MEMPERBESAR KERUGIAN….,kenapa? Dengan penanaman/pengelolaan sedikit saja ,petani rugi,apalagi bila yang dikelolanya dalam luasan yang lebih banyak).
2. (Sisa -sisa petikan, LAST ONE again…,kerugian dimana-mana,siapa yang akan membantu petani?).
Penambahan modal berbudidaya,misalnya dengan pemberian kredit tani,juga tidak sepenuhnya keliru, namun kembali lagi apabila modal besar,tetapi tidak tepat tehnis BUDIDAYANYA, sebanyak apapun anggaran dana yang dikucurkan,hasilnya hanya akan berdampak akhir dengan timbulnya masalah baru,berupa kredit macet.
3.(Gambar 1-3 ,lokasi Pertama,tanaman “tetangga”, yang rusak berat,apa yang salah dengan tehnis budidaya ini?)
Konsep pemberian pupuk dengan S.O.P,,sepertinya sudah harus direvisi (Kami sudah banyak menulis perihal ini,dalam tulisan tulisan kami sebelumnya). Banyak petani justru “terjerumus” akibat pola pemberian pupuk dan pestisida yang “terjadwal”.
4.Dikatakan bahwa perlu Koordinasi antara Kementrian pertanian dengan Kementrian Pekerjaan Umum,dalam hal pembuatan irigasi tehnis . Hal ini memang mutlak dilakukan,namun kenapa di banyak kejadian,dimana ketersedian air cukup pun ternyata belum bisa mendongkrak produksi pertanian,seperti halnya salah satu, contoh kasus diatas. Apalagi kalau kekurangan air. Kenapa hal ini terjadi ? Ada kesalahan apa dengan pola tehnis pertanian kita?
5. (Pengamatan pada Lokasi Kedua, tanaman tetangga juga. Kondisinya,sama saja dengan kondisi tanaman pertama.)
Menurut hemat kami,hal yang paling utama adalah MENINJAU ULANG TATANAN POLA KONSEP TEHNIS PERTANIAN SECARA TOTAL, karena sangat jelas pola konsep pertanian “KURIKULUM” yang di ‘AJARKAN ‘ pada petani bisa dibilang, pada kenyataannya, BELUM BERHASIL…kami bisa mengatakan hal ini tentunya dengan fakta, hampir setiap hari dari berbagai Pelosok Negeri,menyatakan keluhannya perihal masalah yang dihadapi dalam budidaya pertanian.
6.( Gambar 5-7,semuanya dalam satu lokasi,usia tanaman,sama dengan tanaman Bp. Tata Supita yang kami sedang pantau secara intensif.)
Pola tehnis pertanian secara kimia telah kita jalani,selama puluhan tahun,hasilnya seperti yang kita alami dampaknya saat ini,ketidakberdayaan dibidang pertanian. Import berbagai komoditas pertanian tidak bisa dibendung,tidak ada kemandirian dibidang pertanian.
7.(Tampak daun keriting,pertumbuhan terhenti,buah jarang,contoh dalam komoditas hortikultura ini,juga terjadi pada komoditas pangan).
Konsep pertanian organik yang dicanangkan ,GO ORGANIK , sepertinya kurang berbekas,hal ini menurut hemat kami diantaranya adalah , anggapan para petani bahwa dengan pertanian organik reksinya lambat, produktifitasnya rendah, aplikasinya agak “ribet” dan kurang praktis. Hasil survey kami,berdasarkan data kuisener walaupun secara lisan menunjukkan bahwa program organik yang selama ini,di canangkan seolah belum betul betul terasa.
8.( Gambar diatas ini,kami ambil tanggal 22 Sep 12,kondisi memprihatinkan,tanaman rusak….,petani mau mengadu dan mencari solusi kemana? )
Menurut hemat kami,dengan era tehnologi seperti saat ini yang dibutuhkan adalah dengan , MEMBERI TELADAN…
USIA TANAMAN PANGAN/HORTIKULTURA yang pendek dan singkat sebenarnya bisa dijadikan sampel TELADAN dari suatu pola tehnis pertanian dan kami berupaya untuk melakukannya. Kami berupaya menampilkan hasil aplikasi secara bertahap dan berkesinambungan dari suatu lokasi .
9.( Sungguh tragis nasib petani…,hasil produktifitasnya diharapkan tetapi kalau hasilnya seperti ini, siapa yang peduli? Kami hanya bisa memberi contoh,semoga petani-petani disekitar pertanaman pak Tata Supita ini,bisa mendapat teladan dan tidak malu untuk bertanya pada petani pemula seperti Bp. Tata supita . Kami berharap pula semoga petani-petani lain dimana pun berada yang “menyaksikan” pola tehnis pertanian yang memadukan antara POLA PERTANIAN ORGANIK DAN SEDIKIT BAHAN KIMIA, ALA KPO KL,bisa menjadi INSPIRASI bagi yang lain.