Monthly Archives: September 2012
POLA/TEHNIS PERTANIAN ala KLINIKPERTANIANORGANIK ala KPO-KL
Beberapa pola/tehnis pertanian secara ditawarkan, dalam hal ini kami pun mencoba berkreasi dengan pola kami sendiri.
1.( Lokasi dekat,Bp. Tata supita,yang sedang kami amati secara berkelanjutan,hal ini menunjukkan bahwa secara individu petani,belum punya konsep khususnya dalam budidaya pertanian.)
Konsep usulan diantaranya untuk memacu produksi dengan penambahan/memperluas /membuka wilayah pertanian baru,menurut kami ,tanpa diiringi konsep pertanian yang “jelas dan lengkap”,justru bisa …MEMPERBESAR KERUGIAN….,kenapa? Dengan penanaman/pengelolaan sedikit saja ,petani rugi,apalagi bila yang dikelolanya dalam luasan yang lebih banyak).
2. (Sisa -sisa petikan, LAST ONE again…,kerugian dimana-mana,siapa yang akan membantu petani?).
Penambahan modal berbudidaya,misalnya dengan pemberian kredit tani,juga tidak sepenuhnya keliru, namun kembali lagi apabila modal besar,tetapi tidak tepat tehnis BUDIDAYANYA, sebanyak apapun anggaran dana yang dikucurkan,hasilnya hanya akan berdampak akhir dengan timbulnya masalah baru,berupa kredit macet.
3.(Gambar 1-3 ,lokasi Pertama,tanaman “tetangga”, yang rusak berat,apa yang salah dengan tehnis budidaya ini?)
Konsep pemberian pupuk dengan S.O.P,,sepertinya sudah harus direvisi (Kami sudah banyak menulis perihal ini,dalam tulisan tulisan kami sebelumnya). Banyak petani justru “terjerumus” akibat pola pemberian pupuk dan pestisida yang “terjadwal”.
4.Dikatakan bahwa perlu Koordinasi antara Kementrian pertanian dengan Kementrian Pekerjaan Umum,dalam hal pembuatan irigasi tehnis . Hal ini memang mutlak dilakukan,namun kenapa di banyak kejadian,dimana ketersedian air cukup pun ternyata belum bisa mendongkrak produksi pertanian,seperti halnya salah satu, contoh kasus diatas. Apalagi kalau kekurangan air. Kenapa hal ini terjadi ? Ada kesalahan apa dengan pola tehnis pertanian kita?
5. (Pengamatan pada Lokasi Kedua, tanaman tetangga juga. Kondisinya,sama saja dengan kondisi tanaman pertama.)
Menurut hemat kami,hal yang paling utama adalah MENINJAU ULANG TATANAN POLA KONSEP TEHNIS PERTANIAN SECARA TOTAL, karena sangat jelas pola konsep pertanian “KURIKULUM” yang di ‘AJARKAN ‘ pada petani bisa dibilang, pada kenyataannya, BELUM BERHASIL…kami bisa mengatakan hal ini tentunya dengan fakta, hampir setiap hari dari berbagai Pelosok Negeri,menyatakan keluhannya perihal masalah yang dihadapi dalam budidaya pertanian.
6.( Gambar 5-7,semuanya dalam satu lokasi,usia tanaman,sama dengan tanaman Bp. Tata Supita yang kami sedang pantau secara intensif.)
Pola tehnis pertanian secara kimia telah kita jalani,selama puluhan tahun,hasilnya seperti yang kita alami dampaknya saat ini,ketidakberdayaan dibidang pertanian. Import berbagai komoditas pertanian tidak bisa dibendung,tidak ada kemandirian dibidang pertanian.
7.(Tampak daun keriting,pertumbuhan terhenti,buah jarang,contoh dalam komoditas hortikultura ini,juga terjadi pada komoditas pangan).
Konsep pertanian organik yang dicanangkan ,GO ORGANIK , sepertinya kurang berbekas,hal ini menurut hemat kami diantaranya adalah , anggapan para petani bahwa dengan pertanian organik reksinya lambat, produktifitasnya rendah, aplikasinya agak “ribet” dan kurang praktis. Hasil survey kami,berdasarkan data kuisener walaupun secara lisan menunjukkan bahwa program organik yang selama ini,di canangkan seolah belum betul betul terasa.
8.( Gambar diatas ini,kami ambil tanggal 22 Sep 12,kondisi memprihatinkan,tanaman rusak….,petani mau mengadu dan mencari solusi kemana? )
Menurut hemat kami,dengan era tehnologi seperti saat ini yang dibutuhkan adalah dengan , MEMBERI TELADAN…
USIA TANAMAN PANGAN/HORTIKULTURA yang pendek dan singkat sebenarnya bisa dijadikan sampel TELADAN dari suatu pola tehnis pertanian dan kami berupaya untuk melakukannya. Kami berupaya menampilkan hasil aplikasi secara bertahap dan berkesinambungan dari suatu lokasi .
9.( Sungguh tragis nasib petani…,hasil produktifitasnya diharapkan tetapi kalau hasilnya seperti ini, siapa yang peduli? Kami hanya bisa memberi contoh,semoga petani-petani disekitar pertanaman pak Tata Supita ini,bisa mendapat teladan dan tidak malu untuk bertanya pada petani pemula seperti Bp. Tata supita . Kami berharap pula semoga petani-petani lain dimana pun berada yang “menyaksikan” pola tehnis pertanian yang memadukan antara POLA PERTANIAN ORGANIK DAN SEDIKIT BAHAN KIMIA, ALA KPO KL,bisa menjadi INSPIRASI bagi yang lain.
JADWAL PELATIHAN PERTANIAN ORGANIK KEMBANG LANGIT
Untuk pelatihan pertanian berbasis organik,ala kembanglangit ini ,Kami tidak memungut biaya untuk pelatihan dan penginapannya
( sedangkan akomodasi ,makan dan transportasi dan lain sebagianya ditanggung peserta,besarnya biaya makan dll,selama pelatihan 2 (dua ) hari, Rp. 100.000,-)
Bagi anda yang berminat,baik perorangan maupun kelompok,silahkan menghubungi kantor kami.
Pelatihan kami lakukan 2 (dua )kali dalam sebulan,minggu pertama dan minggu ketiga .
Jumlah peserta dibatasi 10 orang per gelombang.
PADA MINGGU KETIGA BULAN OKTOBER INI,AKAN DIADAKAN PADA TANGGGAL 19- 20 OKTOBER 2012
HARI JUM’AT dan SABTU
Hari Jumat di Mulai Jam 14.00 – 17.30 dan Hari Sabtu ,Jam 09 – 17.30.
BAGI ANDA YANG BERMINAT,KAMI PERSILAHKAN MENGHUBUNGI BP. RUSLI GUNAWAN 081323218330.
DEMIKIAN INFORMASI YANG DAPAT KAMI SAMPAIKAN .
PELATIHAN PERTANIAN ORGANIK ALA KEMBANG LANGIT,GELOMBANG I
Pelatihan pertanian organik ala kembang langit,Gelombang pertama dilaksanakan pada tanggal 15 Sep 2012,di Kec.Leles Garut.
Acara pelatihan ini,berlangsung di ruangan berupa penyajian materi,tehnik-tehnik budidaya secara organik,ala kliniktaniorganik,kembang langit selain itu juga dilakukan acara kunjungan lapang,untuk memantau kondisi tanaman yang selama ini secara berseri kami tampilkan di web kami.
Kegiatan kunjungan Lapang,di kamojang Bandung
Mohon maaf,kondisi gambar diambil menjelang Petang,jadi gambarnya agak buram
1.Kelompok tani dari Probolinggo, Jatim, Bp. Bambang dkk,sedang memantau langsung tanaman yang sedang dikelola oleh Bp. Tata Supita,diwilayah Kamojang Bandung.
2.Bp. Bambang yang merupakan petani “jadi-jadian” he he,karena profesi sejatinya beliau adalah PNS,dari Dinas Kesehatan,Paiton Probolinggo.
3.Bp. Teguh,yang berasal dari Banjarnegara, Jateng,juga mengikuti pelatihan ini,akhirnya …saudara kami yang selama ini kami dengar suaranya saja,dapat bertatap muka…bersilaturahmi…
4. Seperti janjian saja,berbaju kotak-kotak…,untung ukuran kotaknya,agak gedean…coba kalau ukuran kotaknya kecil-kecil…,bisa -bisa disebut pendukung…salah satu calon Gubernur di salah satu propinsi ,he he he…
5. Bp. Teguh dari Banjarnegara,Jateng ini,juga bukan petani “asli”,karena sehari-harinya bekerja sebagai PNS di instansi pemerintahan di Banjarnegara. Kepedulian dan adanya “kesenangan” dalam dunia pertanian,mendorong Bp. Teguh untuk mendalami,tehnik pertanian organik ala kembang langit.
6. Salah satu peserta dari Banjarnegara sedang mengamati,tanaman tomat dan cabe yang sedang dibudidayakan,tampak dalam gambar ukuran buah tomat yang masih besar-besar.
7.Pengamatan/kunjungan lapang yang dilakukan pada senja hari,menyebabkan gambar agak “buram”,namun secara umum kondisi tanaman apabila dibandingkan dengan tehnik yang menggunakan tehnik kimia murni,jauh berbeda hasilnya.
9. Bp. Yuswal (Rompi orange),Dari Cikarang- Bekasi, Jabar, sedang melakukan Kunjungan lapang pada lokasi tehnik yang menggunakan kimia murni…
10.(Berlatar belakang,tanaman ‘tetangga”(Menggunakan tehnik kimia) yang sudah tidak produktif lagi.Tanaman dibelakang ini,selalu kami pantau perkembangannya sejak dari awal.
11. Hasil petik/panen ke 5 kalinya yang siap angkut,dari jumlah kurang lebih 5000 batang,petikan hari ini sekitar 1.5 ton.
Sementara petani lain yang menggunakan tehnik kimia murni,sudah tidak panen lagi,Bp. Tata supita yang menggunakan tehnik pertanian organik berbasis organik kembanglangit,masih panen. Walaupun saat ini,kemarau cukup panjang…tanaman kekurangan air yang sangat…berat.
Sistem pertanian organik yang bisa “menyimpan serat”,menyebabkan tanaman,lebih bisa bertahan didalam kondisi ekstrim kering.
Semoga menjadi tambahan motivasi,bagi saudara-saudara kami yang mengikuti pelatihan ini dan juga petani -petani lainnya di seluruh Indonesia.