1. Keterpurukan dunia pertanian kita sudah sejak lama,bahkan pada era Menristek Bapak B. J. Habibie tanda-tanda keterpurukan tersebut sudah ada. Mungkin anda masih ingat pada pertengahan tahun 1996,tehnologi tinggi anak bangsa berupa pesawat CN 235,yang diproduksi IPTN Bandung ditukar /imbal beli dengan BERAS KETAN dari Thailand? Sangat Ironis memang,negara agraris “barteran” pesawat dengan BAHAN BAKU ‘DODOL’. Dalam hal ini bisa kita ambil suatu pelajaran bahwa tehnologi kita kayaknya terlalu mercusuar dengan tidak memperhatikan latar belakang sumberdaya alam sebagai negara agraris. Akhirnya ujung -ujungnya tehnologi tinggi tersebut kembali bermuara pada “urusan perut”.
2. Memang bukan hanya sumber daya alam saja yang dibutuhkan,tenyata tehnologi tinggi (istilah Pak Habbibie,HIGH TECH) dibidang pertanianpun sangat diperlukan. Banyak orang memandang remeh tentang tehnologi pertanian,bahkan tidak sepadan dengan tehnologi ,dibidang industri – industri yang “High tech”. Seandainya kita balik sekarang ini,tehnologi dibidang pertanian kita optimalkan dan hasilnya berlebih dan melimpah sangat mungkin petani bisa membeli kendaraan bertehnologi tinggi sekelas MERCEDES BENS sekalipun, demikian pula apabila seandainya seluruh petani kita bisa meningkatkan kualitas produksinya,tidak mustahil negara bisa barteran sebuah komoditas pertanian dengan pesawat boing ,seperti halnya yang terjadi pada tahun 60 -an, dimana karet mentah dari negara kita di barter dengan pesawat dari amerika.
3. Tehnologi pertanian hingga saat ini masih dianggap,tertinggal ,primitif,kampungan dan tehnologi yang gampang dan mudah,tetapi kenyataannya mengapa negara agraris seperti kita masih mengabiskan ANGGARAN NEGARA yang tidak kecil hanya untuk mengimpor beras,beras
ketan bahkan cabe walau hanya untuk sambal sekalipun? Kalau demikian berarti banyak yang “salah” dalam metode tehnologi pertanian kita.
4.Kami berharap ,untuk tidak menganggap remeh tehnologi pertanian. Banyak Proffessor ,Doktor, Insinyur pertanian di negara kita,tetapi mengapa tehnologi pertaniannya belum bisa mendongkrak produksi? Mengapa tanaman padi lebih banyak yang bulirnya pada “kosong”?
5.Setelah kami melalukan serangkaian pengamatan ,percobaan dan penelitian (yang tidak ada yang membayarnya dari instansi manapun, selama kurang lebih 12 tahun),ternyata memang kesimpulan yang kami dapatkan adalah
TEHNOLOGI PERTANIAN MEMANG TIDAK MUDAH, TAPI BISA DIBUAT MUDAH.
Kenapa kami menyebutnya tidak mudah,ada beberapa indikatornya antara lain tingkat produkifitas hasil pertanian kita yang sangat rendah, import bahan pangan yang tidak henti-hentinya,setiap hari petani berhubungan dengan bahan kimia baik pestisida (obat) dan pupuk kimia tetapi tidak mengerti secara jelas fungsi dan efek /pengaruh bahan kimia tersebut. Manusia ada dokternya, khewan ada dokternya,tetapi untuk tanaman ternyata belum ada “dokter”nya. Padahal hampir setiap hari petani “bermain dengan OBAT”.
6. Oleh karena itu ,kami dari kembang langit,ingin berbagi ilmu dan pengalaman untuk menyampaikan TEHNOLOGI KAMI DIBIDANG PERTANIAN INI agar petani minimalnya walaupun belum menjadi ‘DOKTER TANAMAN’ bisa menjadi ‘MANTRI TANAMAN’,sehingga tidak panik bila menghadapi tanamannya dalam keadaan EMERGENCI dan secara cepat melakukan ” DIAGNOSA DAN TINDAKAN MEDIS”.
Kami tidak berharap suatu waktu, KITA SEBAGAI NEGARA AGRARIS, MEMBARTER SEBUAH PULAU (KARENA PESAWAT HIGH TECH ,TIDAK DIPRODUKSI LAGI) DENGAN BERAS KETAN. (Seperti saat ini sedang marak dibicarakan soal penjualan Pulau Gambar di Laut jawa,senilai Rp.6.8 M dan Pulau Gili Nanggu di lombok yang dihargai Rp.9.9 M,semoga tidak menjadi trend,kedepannya).
Untuk pelatihan ini ,Kami tidak memungut biaya baik untuk pelatihan dan penginapannya
( sedangkan akomodasi dan transportasi dan lain sebagianya ditanggung peserta)
Bagi anda yang berminat,baik perorangan maupun kelompok,silahkan menghubungi kantor kami.
Pelatihan kami lakukan 2 (dua )kali dalam sebulan,awal bulan dan pertengahan bulan.
Jumlah peserta dibatasi 10 orang per gelombang.
BAGI ANDA YANG BERMINAT,KAMI PERSILAHKAN MENGHUBUNGI BP. RUSLI GUNAWAN DI 081323218330.